Sabtu, 22 Oktober 2016

Merenungi Ilmu dan Refleksi Adab Menuntut Ilmu

Bismillah..

Nice Homework #1
Matrikulasi Ibu Profesional Batch#2

Mimpi.
Setiap manusia pasti memiliki mimpi tapi tidak semua manusia memutuskan untuk menggapai dan mewujudkan mimpinya atau tidak.

Saya manusia yang suka sekali memunculkan banyak ide, baik ide yang mainstream maupun terbilang konyol. Semakin banyak ide, semakin banyak mimpi mimpi gila yang mungkin banyak orang akan menertawakan saya di awal tapi akan mengapresiasinya ketika berjalan sebagaimana fungsinya.

Life begins at fourty.
Begitu kata banyak orang dan saya percaya itu. Saya suka kegiatan sosial, saya juga ingin bermanfaat untuk masyarakat tapi tidak sekarang. Saat ini yang lebih membutuhkan saya adalah anak-anak dan suami saya. Sedih dan tidak sabar sepertinya menghantui pikiran saya setiap harinya. Tapi saya harus bersabar dan menyiapkan amunisi untuk mimpi mimpi saya.

Saya biarkan ide ide mimpi itu melejit meletup lalu saya kumpulkan untuk kemudian saya tentukan strateginya. Semua mimpi ada dalam berbagai aspek dan lini kehidupan, maka saya harus mempelajari satu jurusan penting untuk mewujudkan amal jariyah saya kelak.

Dalam universitas kehidupan ini, jurusan yang ingin saya pelajari adalah psikologi. Setelah saya merenung dan bertanya apa sih yang saya suka? Saya suka dengan personality. Setelah dilihat kembali buku buku apa yang sering saya beli? Ternyata buku motivasi. Saya suka tentang personality plus, saya suka mempelajari sifat seseorang, saya suka mempelajari bagaimana sih kepribadian seseorang meskipun baru pertama kali bertemu. Saat SMA sempat terpikir untuk kuliah jurusan psikologi tapi saya rendah diri, tidak percaya diri dengan kemampuan saya. Saya menyesal.

Kemudian saya kembali berpikir, silmu apa yang saya butuhkan untuk mewujudkan mimpi mimpi saya? Yang bisa senantiasa mengalirkan jariyah untuk saya di akhirat kelak? Ilmu psikologi. Dengan mengetahui psikologis orang orang yang akan berinteraksi dengan saya, akan semakin memudahkan untuk melancarkan mimpi saya. Dengan mengetahui personality orang yang akan bekerja sama dengan saya maka saya akan tau bagaimana cara mempengaruhinya dan memperlakukan mereka sehingga lebih mudah diarahkan dan berjalan dengan baik secara personal. Karena saya percaya keauksesan sebuah mimpi tanpa kedekatan dan kebahagiaan personal dengan orang sekitar tidak akan membawa kebahagiaan seaungguhnya.

Untuk mempelajarinya sudah tidak mungkin untuk kuliah lagi karna saya tidak bosa fokus antara kuliah dan mendidik anak anak. Saya akan mempelajarinya dari buku buku psikologi dan personality. Jika ada kursus atau pelatihan online terkait psikologhi dengan biaya terjangkau dan izin suami, maka saya akan mengikutinya. Saya juga akan berdiskusi dengan teman teman lulusan psikologi untuk mempelajari ilmunya.

Betapa bersyukurnya saya dipertemukan dengan komunitas IIP tempat berkumpulnya para ibu pembelajar hebat dan tangguh. Disana saya banyak belajar tentang ilmu mendidik dan mengasuh anak serta menjadi ibu yang tangguh dan kreatif.

Bersyukur Allah ikutkan saya dalam program Matrikulasi Ibu Profesional Batch#2 sehingga baru PR pertama saja sudah membuat saya harus menata betul hidup saya.

Setelah saya mendapatkan materi pertama tentang Adab Menuntut Ilmu, perubahan paling signifikan adalah adab terhadap diri sendiri dan guru. Bahwa saya betul betul harus ikhlas, tidak boleh sesikitpuuuun merasa lebih baik dan lebih tau dalam menerima ilmu. Kemudian adab kepada guru. Awalnya saya kesal dengan guru saya karena sering mengecewakan, tapi kini saya sadar bahwa apapun ilmu yg diberikan, saya harus tetap hormat dan menghargai beliau.

Ikut komunitas yang sesuai dengan kebutuhan kita memang harus dilakukan untuk menjaga, menguatkan, dan menambah kapasitas diri. Saya sempat down karena kini saya yang dulunya sangat mobile dan tridak bisa diam, kini 24 jam menghabiskan sebagian besar waktu di rumah, ya di rumah. Awalnya sesih, sangat sedih melihat teman teman sukses dengan karirnya sedangkan saya "hanya" di rumah. Tetapi tridak! Kini saya sadar, saya sedang membangun peradaban dari rumah. Saya tidak diam disini. Saya sedang menjalankan tugas dan tanggung jawab besar untuk kehidupan mendatang. Untuk itu saya harus menjadi ibu yang berkualitas dan profesional, berilmu, pembelajar sejati agar bisa mendidik anak anak dan keluarga menjadi keluarga yang solihah dan berkualitas.

Semangat untuk terus menjasi bunda pembelajar lillahi ta'aala.

Rabu, 19 Oktober 2016

Persiapan Laktasi

Bismillah..

Semenjak dinyatakan hamil, saya memiliki keinginan kuat untu menyusui selama dua tahun. Alhamdulillah terpenuhi 23 bulan karena sudah ada adeknya di perut jadi asi-nya berhenti produksi meskipun terus disedot kakaknya.

Tidak sedikit orang yang asinya tidak lancar atau tidak keluar. Ilmu. Ilmu yang in syaa Allah akan mengantarkan setiap manusia untuk mencapai tujuannya. Saya ingin sesikit sharing tentang pengalaman laktasi saya yang Alhamdulillah lancar.

Persiapan pertama adalah mindset. Ga ada terlintas sesikitpun di pikiran saya untuk memberikan susu formula kepada anak saya, harus asi, asi, dan asi selama dua tahun. Saya rasa itu yang membuat tubuh saya patuh sama otak saya sehingga mereka berjibaku mempersiapkan dan terua memroduksi asi.

Kedua, rajin dan telaten memberaihkan payudara dan puting. Usia kandungan delapan bulan, bidan menyarankan saya untuk rutin membersihkan puting. Kenapa? Bayangkan, selama dua puluh tahun lebih putong kita tidak dibersihkan dengan baik dan sempurna. Kotoran itu bisa menghalangi saluran susu sehingga bisa jadi asi tidak keluar karna kotoran yang menyumbat. Bagaimana caranya?
Sediakan minyak zaitun atau baby oli lalu basahi ujung ujung ujung cutton bud. Bersihkan puting cukup seharti sekali karena kalau keseringan akan menyebabkan kontraksi.

Ketiga, ilmu tentang menyusui. Beberapa hal awal yang perlu diketahui adalah asi maksimal keluar dua hari setelah melahirkan, kemudian usahakan Inisiasi Menyusui Dini, pelajari posisi menyusui yang baik, dan masalah awal menyusui adalah putong yang lecet karna baru pertama dihisap bayi. Sakit memang. Tapai kalau kita sudah bertekad kuat, asi yang terbaik untuk si kecil, kota pasti kuat.

Tiga saja. Ga susah asal ada kemauan. Selanjutnya saya akan sharing masa awal menyusui.

Happy preparing, Bunda.

Senin, 17 Oktober 2016

Adab Menuntut Ilmu

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #1

Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

ADAB MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah
perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu
menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu,
sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa
orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu
tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa
yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang
sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang
paling didahulukan sebelum ILMU

ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin
mencarinya

Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut
ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri
dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri
dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu
itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab
menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan

Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik,
sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari
Ibunya

ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke
dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu
itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling
awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.

c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu
ilmu sedang disampaikan.

d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang,
membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua
runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu
disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar
mudah untuk diamalkan.

ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati,
menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha
Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau
menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan
memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru
berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru
mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu
mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang
disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta
ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh
disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan
kita.

ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk
buku ketika sedang kita pelajari.

b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.

d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.

e. Dalam dunia online, harus menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.

Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.

Sabtu, 15 Oktober 2016

Skenario Allah

Bismillah..

Benar kata orang, kalau kita ingin sesuati yang positif maka berdoalah dan Allah akan "menuntunmu" untuk dipertemukan dengan orang yang teoat.

Ingin sekali belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik, Allah mempertemukan saya dengan komunitas Ibu Profesional yang didirikan oleh Ibu Septi Peni Wulandani.

Sederhama saja, hanya googling lalu menemukan link video Ibu Septi tentang Fitrah Anak. Kemudian Allah menghadirkan Ibu Septi di Kota Malang. Tanpa pikir panjang saya dan suami segera menghadiri swminar tersebut dan merasakan langaung energi positif Bu Septi dan keluarga. Sayapun bergabung dengan Institut Ibu Profesional Jatim Selatan. Hingga hampir setengah tahun dbanyak sekali ilmu pengasuhan yang saya dapat dan memang saya merasa sefrekuensi dengan ibu ibu IIP, meskipun saya masih jauuuuuh dengan anggota grup lainnya.

Kini saya bersiap menuntut ilmu mengenai ibu, ilmu yang tifdak diajarkan di sekolah didukung penuh oleh suami yang sangat bahagia ketika istrinya mau meningkatkan kapasitas dirinya.

Maka hari ini Allah kembali menjalankan peranNya. Allah mempertemukan saya dengan orang yang saya butuhkan. Kali ini tentang kontribusi saya kepada masyarakat, kepada dakwah.

Ketika diamanahi menjadi mentor sebuah kelpmpok remaja putri, saya sudah punya bayangan mau saya apakan kelompok ini, namun kenyataannya tidak semudah yang dipikirkan. Anak anak merasa bosan, tidak puas dengan jawaban saya, malas mendengar tausiyah saya. Hingga suatu saat saya berfikir. Saya bukan ustadzah ulung saat ini, saya adalah mentor yang akan berusaha memfasilitasi mentee saya untuk tumbuh menjadi muslimah solihah yang cerdas. Bahwa ga hanya materi agama yang mereka butuhkan, tapi skill hidup, tempat curhat, dll. Tapi saya bingung apa yamg harus saya lakukan?

Selang beberapa pekan, akhirnya Cendekia Club mengadakan pelatihan tentang mentoring remaja dan pengisinya Mas Adri. Siapa dia?

Saya bertemu beliau saat acara Trtaining of Training Kemenpora selama sepekan di Bandung tahun 2012. Neliau adalah orang yang samngat humoris, pandai berbicara di depan umum, dan kini menjadi Trtainer handal yang sudah melatih orang orang di perusahaan maupun instansi negara.

Hari ini Allah menjawab kebingungan saya tentang bagaimana menjadi mentor yang baik?

Allah, terima kasih.
Bahwa Engkau memang selalu menepati janji-Mu.
Terima kasih, Allah..