Kamis, 24 November 2016

Manajemen Ranah Domestik

_NICE HOMEWORK #6_

*BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL*

Hal hal yang saya tuliskan saat ini adalah KM 0 saya yaitu urusan domestik dan khususon tahun ini adalah bunda cekatan dengan prioritas bunda sayang.

Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting
Penting:
1. Anak terurus maksimal
2. Masakan homemade
3. Rumah rapi (Yang boleh berhamburan di lantai hanya mainan anak)

Tidak Penting:
1. Gadget

Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
Gadget


Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)

-Kandang Waktu-
Aktivitas pagi (subuh-abi brangkat kerja)
Menyiapkan logistik bahan makanan untuk sehari
Membersihkan rumah

Aktivitas anak (penerapan bunda sayang)
Menemani selama dia melek

Ternyata eh ternyata cuman satu hql ga penting tapi merusyak kehodupan domestik saya.

GADGET!

Wah harus diatur ini.

Cool! Dengan begini saya tau prioritas dan virus dalam rutinitas saya.

Yuk, ACTION!

Sabtu, 19 November 2016

Design Pembelajaran

Bismillah..

Nice Home Work#5
Program Matrikulasi Ibu Profesional Batch#2

PR kali ini adalah membuat Design Belajar untuk diri sendiri. Bener sih soalnya selama ini mikirin buat anak dan keluarga terus tapi lupa untuk menyelesaikan diri sendiri. Yuk mari kita mulai.

Kuncinya adalah keimanan yang kuat dan menjadi semakin dekat kepada Allah.

Learning how to learn:

1. Belajar hal yang berbeda
1.1. Parenting
1.2. Neuroparenting
1.3. Mempelajari budaya (kondisi sosial, watak, dan cara berpikir) orang desa
1.4. Mempelajari ternak ayam kampung organik

2. Belajar dengan cara yang berbeda
2.1. Belajar dari artikel di facebook (khususnya parenting)
2.2. Ikut matrikulasi
2.3. Berkunjung dan mengamati serta belajar langsing ke peternak ayam kampung dan susu kambing
2.4. Menyusun materi yang dibutuhkan seputar dunia pernikahan

3. Belajar dengan semangat yang berbeda
3.1. Terus berada di komunitas terkait
3.2. Berdiskusi dan berkomunikasi efektif dengan suami dengan tema misi spesifik keluarga


Meninggikan Lembah
Kekuatan saya adalah konsep dan ide yang out of the box. Maka ide saya ini akan coba diaplikasikan dan dirasionalisasi dengan cara diskusi dengan suami untuk menentukan mama yang memungkinkan dan langkah selanjutnya yang akan dijalankan.

Meratakan lembah
Saya malas. Parah nih. Malas itu bibit dari segala kehancuran. Malas bisa membuat saya menjadi omdo dan mimpi hanya sebatas angan. Maka dengan cara diskuso dan melangkah bersama akan sangat membantu saya untuk merealisasikan ide ide saya.

Rabu, 16 November 2016

Mengatasi GTM Day#3



Bismillah..

Mengatasi GTM Day#3

Hari ketiga masih sangat deg deg an dimakan ga ya.

Cerita Pagiiii

Ghiya sarapan jus apel hampir 2. Pertama agak males malesan, jam 9an aku kasi lahi ga habis. Baiklah.

Cerita Siang

Sekitar jam stengah 12 uda masakin kangkung sama tempe gorwng. Iyaaa, tumis kangkung sama tempe goreng. Beuh lahapnyaaaa. Nasinya abis buuuuanyak dan tempenya abis 3. Laper buuuuu. Ihihihi.

Ceita Malamm

Sore jam 5an dia baru mandi langsung aku sodorin makan malam. Taraaaaa! Spagheti bolognase with kakap goreng suwir. Halamak ludessaas sepiring Ghiya. Mancap jayaaaaa.

Walhamdulillaj so far tiga hati ini berhasil makan. Semoga kedepannya berhasil terus dan ga GTM lagi.
Meskipun emaknya makin harus kreatof dan sabar sering sering masyak.

Smangat maaaaakkkk.

Sabtu, 12 November 2016

Menemukan Misi Spesifik Hidup

Bismillah..

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Nice Home Work#4
Program Matrikulasi Ibu Profesional Batch#2

NHW kali ini kayanya bakalan banyak ni, isinya curhat semua, hyaaaaa.
Setelah kemaren kemaren bingung, ngawang, abstrak, gatau mo jadi apa, akhirnya NHW kali ini tercerahkan sudah. Setelah kemaren setengah setengah ngerjai NHW, sekarang wes sepenuh hati dan ajeg.

Ini sedikit sharing pengalaman menemukan peran sesuai potensi diri saya.
Melakukan perenungan mendalam
Yah monggo lah kalo ada waktu senggang merenung apa sih kekuatan dan kelemahan saya? Bisa ditarik dari dulu pas organisasi seringnya diamanahin jadi apa?

Cek kekuatan dan kelemahan diri di website temubakat.com
Meskipun hasilnya sederhana, paling tidak akan membuat kita tau peran mana yang kita banget da lihatlah kekurangan kita, tapi fokuslah pada kekuatan. Tapi asli, abis ngeliat asesmennya, ga fokus sama kekurangan samsek deh. Dari situ kita mulai tau gambaran diri kita seperti apa. Ga mesti mengerucut jadi satu gitu, ambil dua atau tiga gapapa. Ntar juga mengerucut sendiri

Pikirkan, kenapa Allah satukan kita dengan keluarga dan ditempatkan di lingkungan kita?
Dimulai dari suami. Saya cari betul kenapa ya saya disatukan sama beliau? Padahal saya sempat dekat dengan lelaki yang idenya lebh gila dari saya, tetapi malah disatukan dengan lelaki teknisi?
Kemudian kenapa Allah menitipkan anak anak kita di rahim kita?
Lihat potensi mereka dan kaitkan dengan peran yang telah ditemukan
Lalu kenapa saya ditempatkan di kota kecil ini?
Terbiasa tinggal di ibu kota negara membuat saya menjadi nyaman dengan segala macam yang ada, sedangkan di kota kecil ini? Oh My God! Stress awalnya, tapi sekarang saya mulai menikmatinya karena mulai tau apa peran saya (sejauh ini)

Diskusikan dengan suami
Setelah saya menemukan peran, saya coba diskusikan dengan suami. Lalu beliau bilang,Sip, Mi. Itu emang Ummi banget. Bismillah, ridho suami sudah di tangan.

Setelah menemukan peran saya, saya mencoba melirik NHW#1 dan oouw harus dirombak ini mah. Ehehe. Ini dia Revisi Nice Homework#1
Jurusan apa yang ingin dipelajari di Universitas Kehidupan?
Manajemen dan Psikologi.
Kenapa ingin mempelajari ilmu tersebut?
Manajemen: Supaya bisa mengatur sumber daya yang ada dengan maksimal sesuai potensi
Psikologi      : a. Supaya bisa mempengaruhi orang lain                              dengan baik
                b. Bisa mengetahui karakter orang lain

Bagaimana strategi mempelajarinya?
a. Dimulai dari memenej rumah dan berinteraksi         dengan orang sekitar
b. Membaca buku
c. Belajar online
d. Belajar dari ahli

Selesai dengan NHW#1, selanjutnya ini dia Revisi NHW#3

Kenapa dijodohkan dengan suami?
Karna saya dan suami sifat dan karakternya berbeda 180 derajat dengan suami. Satu sisi bisa menjadi pemicu konflik, tapi kalau ditelisik lagi bisa menjadi tim yang klop dan bisa saling melengkapi.
Contoh: Saya konseptor sedangkan suami teknisi.saya tu omdo tapi suami bisa mengingatkan saya untuk melakukan apa yang sudah saya rencanakan.
Kenapa dititipkan anak-anak dengan karakter seperti itu?

Ghiya (24m) anak yang Alhamdulillah tidak rewel. Kenapa? Karena emaknya yang nol potol ilmu kerumahtanggaan ini jadi bisa semakin sabar dan banyak belajar soalnya harus jadi istri dan ibu dengan metode Learning by Doing.

Janin (17w) Alhamdulillah maboknya ga seheboh tetehnya. Kenapa? Karena emaknya harus berjibaku ngurusin teteh, suami, dan rumah. Kalo mabok banget kan rempong, belum lagi ada sedikit ujian ekonomi saat ini.

Kenapa ditaro di kota tempat sekarang tinggal?
Ulala ini yang berat. Hahaha. Deuh biasa nongkrong di emmol disini ga ada emmol. Rempong dah. Asli, ga ada semenar kece, ga ada kajian Islam menarik, maaaakkkk aus maaaaak.

Tapi pas diobrolin lagi, begini kata pak suami.
Mungkin saja kita disini karena kita yang akan membuat seminar bagus dan kajian Islam menarik.
Pede banget ya. Duh malu ih, yah tapi jadi semangat dan ga ngeluh lagi. Hehehe

Masyuk Nice Homework#4

Setelah melakukan berrrrrbagai macam usaha, akhirnya ketemu juga peran aku, maaaaak. Akan berubahkah dimasa mendatang? Entahlah. Mari kita jalani.

Diawali dengan masukan orang di sekitar saya bahwa saya orang yang idenya brilian, seseorang yang kreatif dibuktikan dengan sringnya diamanahi jadi bidang acara dalam banyak kepanitiaan, kemudian sekarang mulai masuk ranah ibu, istri, dan keluarga memunculkan beberapa mimpi yang akhirnya mengerucut menjadi tiga hal berikut:

Misi Hidup : Membantu orang lain melejitkan potensi yang didukung dengan sumber daya di sekelilingnya
Bidang : Sosial
Peran : Syntesizer dan Educator

MILESTONE
Peran ini baru saya temukan beberapa hari yang lalu sehingga belum menemukan milestone spesifik dan mendalam.

Tahun 1-4 : Fokus memperbaiki diri dengan menjalankan proses Ibu Profesional
Tahun Pertama menguasai Ilmu Bunda Sayang
Tahun Kedua menguasai Ilmu Bunda Cekatan
Tahun Ketiga menguasai Ilmu Bunda Produktif
Tahun Keempat menguasai Ilmu Bunda Saleha
Tahun Ke-5 : Menguasai Ilmu Psikologis/Personal Individu
Tahun Ke-6-8: Memulai Belajar dan mengadakan Sekolah Pra Nikah dan Suami Istri
Tahun Ke-9-11: Memulai Belajar dan Menjalankan Peternakan Ayam Kampung
Tahun Ke-12-16: Memulai Belajar dan Menjalankan Koperasi Desa

Masih kasar banget milestone nya. Tapi setidaknya fokus utamanya adalah memperaiki diri dulu agar ketika berinteraksi dengan orang luar akan menghasilkan hasil yang maksimal.

Okeh, Checklist uda dibuat, selamat menjalankan.
Percuma ye mak capek capek ikut matrikulasi trus ngerjain NHW nya tapi ga diaplikasiin.
Smangat semuanya, maaaaaaaaaaak.


Ummughi

Minggu, 06 November 2016

Saat Mereasa "Gagal"

Bismillah..

Saya pernah sangat merasandown dan gagal tentang keputusan besar yang saya ambil. Resign dan menjadi inu rumah tangga yang baik.

Nyatanya?
Rumah masi suka berantakan, masi suka marah sama anak, masi suka cemberut sama suami.

Lalu saya cerita sama suami.

Mas, aku ngerasa gagal. Percuma aku rwsign ayau nolak tawaran kerja tapi aku maai ga becus ngurus Ghiya. Aku gagal, Mas. Maaf ya.

Mi, gagal itu berati kesimpoulan akhir. Emang ummi uda berakhir jadi ibu dan istri? Belum kan? Ini namanya pembelajaran, Mi. Kalo masi suka marah, ya belajar sabar, kalo masi berantakan ya belajar merapikan.

Duuuuh, adem ya, mak.

Teringat juga saat saya curhat sama temen yang saya anggep bisa mencarikan solusi. Beliau juga bilang:

Mbak, Allah punya cara dan memang ini waktu yang teoat buat Mbak punya suami dan anak saat usia muda. Mungkin Allah mau Mbak Ifa itu Learning by Doing.

Learning by doing. Ya, bener banget. Kurang ilmu akhirnya learning by doing. Makanua diamanahkan anak yang ga rewel. Masya Allah.

Hikmahnya adalah:
1. Kalo ada masalah sekecil apapun, cerita aja. Pasti kata kata beliau bisa bikin hati adem
2. Curhat ke suami boleh, asal dia amanah dan kita yakin dia bisa ngasi solusi terbaik di jalan Allah

Terus belajar, Ummughi..

Sabtu, 05 November 2016

Tentang Potensi

Bismillah..

Dibuat untuk memenuhi tugas Nice Home Work 3
Matrikulasi Ibu Profesional Batch#2

Pr kali ini menguras pikiran dan hati sekali. Hihihi.

Jatuh Cinta Lagi Dengan Suami
Saya sudah ngirim surat cinta nih ke suami, reapon beliau begini, " Makasih ya, Mi, sudah mau menerima abi apa adanya, sudah mau bersyukur dengan abi dan dengan keadaan kita." Hee, seneng lah. Trus malah direview per paragraf, hyaaaa. Makasi lo MIP uda bikin kami jatih cinta kagi, eeeaaa.

Melihat Potemsi Anak
Ghiya baru mo dua taun si. So far baru memperhatikan tipe anak ini, jawaban sementara visual kinestetik. Jadi emang agak syusyah ngikutin sesuatu secara audio, kalo dicontohin gerakan cepet banget nirunya.

Keterkaitan Keluarga Dengan Potensi Diri
Hmmm potensi diri sebenarnya lebih ke komseptor, out of the box, dan antimainstream. Duuuuh pede amat ya huhuhu.
Suami. Oh cocok banget deh, beliau teknisi handal, ceileee. Jadi kalo ada ide suami yg ngerjain tu cucok gitu, trus beliau jagi ngoreksi juga dan hasilnya oke juga.
Anak. Dengan kondisi orang tuanya yang masih belajar alias learning by doing, kami dianugerahi anak yang Alhamdulillah ga rewel dan syehat syehat sehingga mendukung proses belajar kami. Ghiya yang sangat mudah meniru membuat umminya harus menahan emosi ketika sesang kesel, hmmmmm. Abinya yang masih lamban dalam melakukan sesuatu, perlahan jadi cepet dalam melakukan banyak hal. Luar biasa.
So far itu yang bisa diambil karna anak masi satyu on the way 2 dan kakaknya baru mau dua tahun.

Ditempatkan Di Lingkungan Saat Ini
Abis tinggal di ibu kota negata dan Bandung, eh tetyiba harus tinggal di salah satu kota kecil di Jawa Timur.
Kenapa?
Saya suka mupeng ih ngeliat temen temen di Jabodetabek belajar banyak hal lewat training, seminar endebrei endebrei. Lah saya disini apa kabar? Harus ke Malang atau Surabaya dulu. Maaaaaakkk.
Tapi diaitulah kami melihat sesuatu. Apa jangan jangan saya dan suami ditempatkan disini justru untuk membantu para orang tua disini lewat pelatihan dan seminar?
I tapi yang bener aja? Tapi bisa juga sih.
Itu yang saya dan suami yakin ga yakin sampai sekarang.

Saat ini kami terus dan terus belajar tentang parenting, saya di IIP dan suami di HEbAT.

Semoga Allah menuntun kami menemukan Potensi kami dan anak anak sehingga memudahkan untuk menemukan Misi Spesifik Keluarga. Aamiin.

Bersiaaaappp materi ke empaaaaat.

Menemukan Misi Spesifik Keluarga

Bismillah..

Ditulis untuk memenuhi tugas Nice Home Work#3
Program Matrikulasi Ibu Profesional Batch#2

Materi ketiga MIP 2 kali ini adalah tentang misi spesifik keluarga. Langkah pertama adalah bikin surat cinta pada suami. Duileeee, emak emak langaung panik, bingung, resah gelisah, halah. Begitu uda dibaca sama para suami, ga sedikit yg mewek karna banyak yg dibalas dengan surat wasiat, deg! Kalo saya mah mewek abia pas nulis suratnya. Duuuuh, emang bikin jatuh cinta lagi euy sama suami. Hihihi.

Asli, ini pas banget sama apa yang sedang kami pikirkan. Bingung euy awalnya, mo gemana ya keluarha kami ni?
Ko ya Alhamdulillah materinya bisa membimbing cara merenung dan berpikir apa to misi keluarga kami.

Cus aja lah ya.

Langkah pertama,
Potensi unik saya dan suami

Kami adalah sepasang suami istri yang sifatnya berkebalikan. Kami bersatu lewat jalan ta'aruf dan berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang berbeda. Kami saling mencintai dan sama sama inhin menikah karna yakin bahwa bersama akan bisa membangun keluarga yang samawa dengan pribadi pribadi yg solih.

Kalau dikulik, apa sih potensi kami?
Suami itu jago teknis sedangkan saya lebih baik dalam hal konsep. Sejaih ini kami masi terus menggali, mencari, dan merenungi dengan potensi yg sebenarnya bisa klop ini, apa yang bisa kami lakukan?

Kami memiliki target lima tahun lagi akan berwira usaha karena kami ingin sang abi bisa punya lebih untuk keluarga terutama anak anak. Kami hampir selalu memikirkan dan berdiskusi kemungkinan apa yang bisa kami lakukan yang kira kira bermanfaat untuk banyak orang tapoi juga bisa menghasilkan dana. Ternyata ini sejalan dengan materi MIP 2 yang ketiga ini. Kami semakin semangat untuk terus mencarti dan merealisasikan kemungkinan yang bisa kami lakukan dengan dana yang kami punya.

Langkah kedua,
Keunikan Positif

Saya juga masih terus merenung, berfikir, dan mencari, apa sih keunikan yang ada dalam diri saya?
Saya itu konseptor dan suka sesuatu yang beda.

Mengapa Allah menciptakan saya?

Saya yakin Allah pasti telah melimpahkan bakat kepada setiap manusia, hanya saja pr besarnya, yaitu menemukan dan mengambanghkannya, masih kurang maksimal nih, syusyah sekali rasanya. Saya juga percaya bahwa setiap manusia harus melakukan misi yang Allah amanahkan dan pastinya ga sama ni setiap manusia, termasuk saya.

Hingga berjodoh dengan suami?
Yah mungkin itu tadi ya, kami saling melengkapi karna saya lebih suka konsep dan suami lebih baik dalam hal merealisasikannya.

Pesan rahasia Allah?
Ini yang masih terus digali. Sampai saat ini saya belum menemukannya.

Langkah Ketiga,
Mengapa anak anak dilahirkan di dalam keluarga kami?

Kami baru memiliki satu anak yang sebentar laghi berusia dua tahun dan masih ada di kandungan usia 4 bulan. So far, Alhamdulillah kami diritipkan anak yang tidak rewel, sehat, sabar, dan tangguh. Baru baru ini kami sedang mencermati type Ghiya seperti apa dan jawaban sementara Ghiya adalah anak visual kinestetik. Pertama, bersyukur karna dengan kondisi ibunya yang pemalas dihadirkan anak yang tangguh dan ga rewel. Kedua, dengan ketidakrewelannya bisa membuag kami fokus dulu untuk memperbaiki diri abi umminya sambil terus belajar menemukan apa sih yang akan kita lakukan di dunia ini? Selanjutnya kamipun masih mencari karna usia yang baru beranjak dua tahun.

Langkah keempat,
Lingkungan sekitar
Sempat kuliah dan besar (pemikiran) di ibu kota negara ternyata menjadi tempat terbaik untuk saya mendidik otak dan cara berfikir saya. Kemudian Allah menempatkan saya di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Sebuah kota kecil dengan fasilitas ilmu dan media serta sarpras yang sangat minim disini. Inilah peluang yang bisa saya lihat. Dengan pede seadanya saya berfikir, mungkinkah saya ditempatkan diaini untuk menjadi orang yang bisa mengingatkan dan menyadarkan para orang tua untuk lebih mendidik anaknya dengam cara yang lebih baik lewat menemukan dan mengwmbangkan bakat si anak?
Meskiopun pr besarnya adalah dana dan waktu yang tidak sedikit untuk terus mencari ilmu tersebut.

Mengapa didekatkan dengan komunitas sekitrar?
Kami berada di dalam komunitas dakwah. Saya pernah berdiskusi dengan suami tentang ini. Teman teman kami in syaa Allah solih dan solihah semuanya, tapi sayang kurang maksimal mengembangkan potensi anak anaknya. Padahal kalau direnungi laghi, verbekal ajaran agama yang kuat ditambah bakat yang dikembangkan dengan maksimal, hasilnya pasti akan menjadi luar biasa.


Inilah langkah langhkah yang bisa dilakukan untuk menemukan kisi spesifik keluarga. Kami terus mencari dan mencarti akan kami bawa kemana keluarga ini. Akan menjadi apa keluarga ini. Akan menjadi apa kelak. Kami belum bisa menjawab apa misi spesifik keluarga kami karna kami masih mencari potensi saya dan suami.

Semoga Allah menuntun kami untuk menemukan misi spesifik keluarga kami. Aamiin.


Jumat, 04 November 2016

Pengakuan Di Depan Manusia (?)

Bismillah..



Apa yang bisa Anda rasakan ketika melihat foto ini?
Kalo saya sih nyesek ngilu gimanaaaaa gitu, cuy.

Pernah ketika saya curhat sama temen, dia bilang gini,"Kita hidup itu ga perlu pengakuan yang seperti itu. Fokus diri, fokus hati Lillah karna Allah." dan itulah yang saya liat di foto itu.

Helllloooo!
Aa Gym itu Kyai, cuy, tapi enteng aja gitu ya mungutin dan nyapu jalan. Saya gatau sih beliau orasi atau engga, tapi seharusnya mah orasi ya. Yaa Allah tapi beliau mah santai aja yah, yang penting luruskan niat dateng aksi mau membela Al Qur Aan karna Allah dan ga peduli beliau yang seharusnya di podium atau di tempat terhormat lainnya justru berjibaku membersihkan lokasi.

Engga, bukan berarti Kyai atau Ulama lain ga baik atau gimana gimana, saya cuma mau ngambil hikmah mendalam darti akhlaq seorang Kyai tawadu macem Aa Gym. Semua punya perannya, ada yang jago diplomasi, neghosiasi, mengatur orang, ada juga yang perannya di ranah kebersihan yang menurut saya sama pentingnya dengan diplomasi, negosiasi, dan mengatur orang.

Allah, jadikan kami hambaMu yang senantiasa semakin mencintaiMu dan senantiasa berakhlaq mulia. Aamiin..